KONSEP DASAR MENYIMAK
Dosen pengampu mata kuliah keterampilan menyimak :Marniati,M.Pd.
Disusun oleh kelompok 1 :
1.
BAIQ
INDAH YUSDARANI
2.
BAIQ
HARTIKA WATI
3.
EGA
PATMAWATI
4.
EMA
YULISTINA
PROGRAM STUDY BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)HAMZANWADI SELONG
SELONG
TA.2014/2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr .
Wb.
Puji syukur penulis panjatkan atas
kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga
penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP DASAR MENYIMAK” dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini ,penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Marniati,M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah keterampilan menyimak yang telah memberikan
tugas ini kepada penulis.
Penulis berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai Konsep Dasar
Menyimak yang meliputi ,pengertian menyimak,hakikat menyimak,karakteristik
keterampilan menyimak,tujuan menyimak dan unsur-unsur menyimak.
Penulis menyadari bahwa dalam
makalah ini masih terdapat kekurangan karena adanya keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman.Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.
Wb.
Pancor,14
Maret 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………….……………………………………………………..1
KATA PENGANTAR…….………………………………………………………………...2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………3
BAB I.PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang……………………………………………………….……………4
B.Rumusan
Masalah…………………………………………………………………4
C.Tujuan……………………………………………………………………………...4
D.Manfaat…………………………………………………………………………….5
BAB II.PEMBAHASAN
A.Pengertian
Menyimak…………………………………………….……………….6
B.Hakikat
Menyimak………………………………………………………………..7
C.Karakteristik
Menyimak…………………………………………………………8
D.Tujuan
Menyimak………………………….........……………………………….10
E.Unsur-unsur
Menyimak....................................................................................….10
BAB III.PENUTUP
A.Simpulan………….............................................………………………………….16
B.Saran…………….......................………………………………………………….16
DAFTAR PUSTAKA….............................................................................................………17
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia adalah makhluk individu dan
makhluk sosial dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial terkandung
suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu
yang lain. Secara kodrat manusia akan selalu hidup bersama. Dalam kehidupan
semacam inilah terjadi interaksi dan komunikasi baik dengan alam lingkungan
dengan sesamanya maupun dengan Tuhannya.
Dalam proses interaksi dan komunikasi
diperlukan keterampilan berbahasa aktif, kreatif, produktif dan
resetif apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah keterampilan menyimak
yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan ide serta gagasan yang
terdapat pada materi atau bahasa simakan.
Dengan demikian menyimak sangat penting
dalam proses belajar mengajar. Maka
dari itu,penting bagi kita mengetahui konsep dasar menyimak yang akan dibahas ,
meliputi pengertian menyimak,hakikat menyimak,karakteristik keterampilan
menyimak,tujuan menyimak dan unsur-unsur menyimak.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian menyimak?
2. Apa
hakikat menyimak?
3. Apa
karakteristik menyimak?
4. Apa
tujuan menyimak?
5. Apa
unsur-unsur menyimak
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian
menyimak
2. Agar
mahasiswa dapat mengetahui hakikat
menyimak
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui karakteristik
menyimak
4. Agar
mahasiswa dapat mengetahui tujuan menyimak
5. Agar
mahasiswa dapat mengetahui unsur-unsur menyimak
D.
Manfaat
1. Mahasiswa
dapat mengetahui pengertian menyimak
2. Mahasiswa
dapat mengetahui hakikat menyimak
3. Mahasiswa
dapat mengetahui karakteristik menyimak
4. Mahasiswa
dapat mengetahui tujuan menyimak
5. Mahasiswa
dapat mengetahui unsur-unsur menyimak
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Menyimak
Ada sejumlah istilah yang terkait dengan menyimak. Istilah yang sering
terdengar sehari-hari adalah mendengar dan mendengarkan. Mendengar diartikan
dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga, tidak tuli (Alwi, 2001). Dalam
konteks komunikasi sehari-hari, mendengar juga diartikan proses kegiatan menerima
bunyi-bunyian yang dilakukan tanpa sengaja atau secara kebetulan saja. Misalnya dalam kalimat “Saat sedang belajar, saya mendengar suara
langkah kaki adik masuk ke dalam rumah”.Mendengarkan
diartikan oleh Alwi (2001) mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh;
memasang telinga baik-baik untuk mendengar. Mendengarkan adalah proses kegiatan
menerima bunyi bahasa yang dilakukan dengan sengaja, tetapi belum ada unsur
pemahaman .
Menyimak
merupakan kata bentukan dari kata simak. Kata tersebut sebenarnya diambil dari
katasami’a-yasma’u-sam’an yang berarti mendengar. Padanan
kata menyimak dalam bahasa Arab adalah kataistima’ yang berarti mendengar dengan penuh perhatian. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), menyimak diartikan mendengarkan (memperhatikan)
baik-baik apa yang diucapkan atau yang dibaca orang (Alwi, 2001). Kata menyimak
dipungut dari bahasa Arab melalui bahasa Jawa nyemak dan jugasema’an yang lazim dipakai dalam kata sema’an Al Quran. Apabila diurutkan
dari tingkatan aktivitas berfikirnya, urutan istilah tersebut adalah
mendengar, mendengarkan, dan menyimak.
Berdasarkan
pengertian istilah-istilah tersebut berarti tidak semua kegiatan mendengar
berarti menyimak. Peristiwa mendengar biasanya terjadi secara
kebetulan, tiba-tiba, dan tidak diduga sebelumnya, sedang peristiwa mendengarkan lebih tinggi
tarafnya dari pada mendengar. Apabila dalam
mendengar belum ada faktor kesengajaan maka dalam peristiwa mendengarkan sudah
ada faktor kesengajaan, sedangkan faktor pemahaman, berfikir memahami
isi simakan tidak setinggi dalam menyimak karena tujuan dalam menyimak telah ditetapkan
secara jelas.
Apabila menyimak
dibandingkan dengan mendengar dan mendengarkan, menyimak mempunyai
taraf yang tertinggi. Dalam menyimak sudah ada faktor kesengajaan dan lebih
tinggi lagi karena dalam menyimak terdapat faktor pemahaman, berfikir memahami
isi simakan. Faktor berfikir dan memahami makna, pesan, dan gagasan merupakan
unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Bahkan lebih dari itu, faktor
perhatian dan penilaian selalu terdapat dalam perstiwa menyimak. Oleh karena
itu, menyimak dikatakan sebagai proses yang rumit dan kompleks.
Menyimak merupakan salah satu metode yang digunakan manusia untuk memahami
sekitarnya. Melalui proses menginterpretasikan
apa yang didengar dari suara di sekitarnya, manusia dapat memahami orang lain dan
lingkungan. Menyimak merupakan suatu proses mengorganisir apa-apa
yang didengar dan menetapkan unit-unit verbal yang berkoresponden sehingga dapat ditangkap
makna tetentu dari apa yang didengar.
B. Hakikat Menyimak
Hakikat
menyimak dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu menyimak sebagai alat,menyimak
sebagai keterampilan, menyimak sebagai proses, menyimak sebagai respon, dan menyimak
sebagai pengalaman kreatif.
1.
Menyimak sebagai Alat
Meyimak
sebagai alat berhubungan erat dengan tujuan mengapa seseorang itu menyimak
suatu tuturan. Tujuan menyimak adalah mendapatkan ide, fakta, inspirasi, dan
alat untuk menghibur diri. Ini berarti, menyimak merupakan alat untuk menerima
informasi dalam berkomunikasi.
2.
Menyimak sebagai Keterampilan
Menyimak
merupakan keterampilan berbahasa yang sangat esesnsial. Keterampilan menyimak
merupakan dasar untuk menguasai bahasa. Menyimak menjadi dasar berbicara karena
berbicara diawali dengan menirukan bunyi-bunyi yang disimaknya. Bahasa yang
digunakan dalam seseorang berbicara pada umumnya bahasa yang disimaknya. Keterampilan menyimak juga mejadi faktor penting bagi
kesuksesan seseorang dalam belajar membaca yang juga menjadi dasar untuk
keberhasilan menulis.
3.
Menyimak sebagai Proses
Menyimak adalah
suatu proses besar yang meliputi :
a) mendengarkan
lambang lisan,
b) Memahami,
c) Menginterpretasi.
Dalam menyimak terdapat proses mental dalam
berbagai tingkatan yang meliputi:
a)
Mengidentifikasi bunyi,
b) Proses
pemahaman dan penafsiran,
c) Proses
penggunaan hasil pemahaman dan penafsiran, serta
d) Proses
penyimpanan hasil pemahaman dan penafsiran bunyi.
4.
Menyimak sebagai Respon
Menyimak
dikatakan sebagai respon karena respon merupakan faktor penting dalam suatu
kegiatan komunikasi. Frekuensi terbesar tujuan pembicara adalah untuk
memperoleh respon dari penyimak. Seorang penyimak akan memberikan respon
efektif apabila dia memiliki sensori yang memadai, ketertarikan, kemampuan
menafsirkan pesan, hasrat, dan kemampuan menghubung-hubungkan. Wujud respon itu
bermacam-macam, dapat berbentuk anggukan atau gelengan kepala, kerutan dahi,
sikap tidak setuju, atau bahkan berbentuk tindakan atau perubahan tingkah laku.
5.
Menyimak sebagai Pengalaman Kreatif
Menyimak
bukan sekedar pemerolehan pengalaman secara pasif dan bukan keterampilan
reseptif belaka. Menyimak merupakan keterampilan kreatif. Dalam menyimak,
mula-mula seseorang menangkap bunyi-bunyi yang tertangkap oleh alat pendengarnya, menangkap kata-kata mentah, menyusunnya, menyusun bunyi yang
bergelombang dan kata-kata mentah tersebut. Menyimak kreatif ini bersangkutan
secara total terhadap pengalaman seseorang yang diwarnai kesenangan, kesukaran,
dan kepuasan.
C. Karakteristik
Keterampilan Menyimak
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa reseptif lisan. Berbeda dengan
membaca yang bersifat reseptif tulis, media lisan bersifat fana, begitu
terdengar langsung musnah. Sebaliknya materi membaca dapat dilihat, diamati,
dan dibaca berulang kali.
Dalam
menyimak, unit organisasi bahasa yang dapat ditangkap
oleh seorang penyimak dalam satu unit waktu terbatas pada klausa (Machfudz,
2000). Hal ini disebabkan materi bahasa lisan bersifat fana, begitu terdengar
langsung musnah. Ini berbeda dengan kegiatan membaca
yang materinya berupa bahasa tulis. Unit organisasi bahasa yang bisa ditangkap
oleh seorang pembaca dalam satu satuan waktu terhadap konsep adalah kalimat. Oleh
karena itu, dalam menyimak sangat diperlukan kemampuan menyimak pesan secara
tepat pada waktu yang tepat. Dengan memahami karakteristik menyimak yang
demikian, materi simakan hendaknya bukan wacana yang panjang.
Pemahaman terhadap teks lisan dapat dipermudah dengan adanya
karakteristik-karakteristik tertentu dari bahasa lisan seperti keraguan dalam
berbicara, perulangan, parafrase, menyampaikan maksud dalam unit-unit klausa,
dan bukan dalam bentuk kalimat utuh, dan juga dibantu dengan isyarat-isyarat
ekstralinguistik seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat-isyarat
ekstralinguistik seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat-isyarat
situasional (Joiner dalam Mujianto dan Gatut, 2010). Pendengar juga dapat
meminta penjelasan, meminta mitra bicaranya untuk menjelaskan atau mengulang
informasi untuk memfasilitasi pemahamannya terhadap bahasa lisan yang
dilisankan mitra tuturnya apabila memungkinkan.
Coakley dan Wolvin (dalam Mujianto dan Gatut, 2010) menunjukkan dalam menyimak
bahasa pertama, sebanyak 93% dari total makna yang ada dalam sebuah pesan
didapatkan dari isyarat-isyarat visual, seperti ekspresi wajah, postur, gerak
tubuh dan penampilan dari penutur. Untuk model bahasa lisan bebas tetapi
terencana didapati bahwa pemahaman terhadap bahasa lisan yang diproduksi secara
bebas dan terencana ini memiliki banyak kesamaan ciri dengan pemahaman terhadap
bahasa bebas spontan, tetapi ada penekanan yang lebih besar untuk menyampaikan
topik tertentu, seperti misalnya kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan kondisi
sosial. Percakapan secara bebas terencana ini dilakukan secara kolaboratif
dengan menggunakan berbagai macam fungsi bahasa (meminta informasi,
mengungkapkan pendapat pribadi, menyatakan sesuatu, mengevaluasi sesuatu).
Dari segi proses, urutan menyimak dimulai dengan menyerap rentetan bunyi bahasa
melalui telinga. Melalui saraf sentrifugal, rentetan bunyi bahasa tersebut
diteruskan menuju otakmenuju otak pada bagian yang disebut ”perangkat ingatan
jangka pendek” untuk diproses dan dianalisis. Alat itu adalah pengetahuan
bahasa dan perangkat budayanya. Apabila pemrosesan atas rentetan bunyi bahasa
(unsur-unsur bahasa: gejala fonetik, kosakata, struktur) itu berhasil, berarti
penyimak mengerti atau paham akan makna pesan atau isi informasi yang
terkandung dalam rentetan bunyi bahasa tersebut. Selanjutnya, isi informasi
atau pesan tadi disimpan dalam bagian otak yang lain yang disebut ”perangkat
ingatan jangka panjang”. Oleh karena itu, yang disimpan bukan lagi rentetan
bunyi bahasa atau lambang bahasa mentah, melainkan lambang bahasa yang telah
terproses menjadi konsep (Soedjiatno, 1989:73—79).
D. Tujuan
Menyimak
Secara umum, tujuan menyimak adalah untuk mendapatkan informasi. Informasi yang
dimaksud dapat berupa paparan ide, gagasan, pesan komunikator. Informasi
dapat juga berupa peristiwa, fakta,data, dan
pengetahuan lainnya. Informasi ini sangat penting agar seseorang mengetahui
peristiwa yang sedang menjadi perhatian banyak orang dan kecenderungan yang
sedang terjadi sehingga seseorang tidak dikatakan ketinggalan informasi. Informasi tersebut juga sangat penting sebagai bahan untuk
menganalisis suatu persoalan maupun untuk mendapatkan ide. Seringkali melalui
kegiatan menyimak, seseorang memiliki ide untuk ditulis.
Tujuan
menyimak untuk mendapatkan informasi tersebut sangat kental pada kegiatan
menyimak berita, menyimak ceramah, menyimak khutbah, menyimak dialog, menyimak
wawancara, dan menyimak pidato. Selain untuk mendapatkan informasi,
menyimak juga memiliki tujuan-tujuan yang khas sesuai karakteristik wacana lisan
yang disimak dan orientasi penyimaknya.
Tujuan
menyimak sekunder tersebut misalnya untuk mendapatkan hiburan. Menyimak untuk
mendapatkan hiburan terjadi pada kegiatan menyimak lawak, drama, atau dongeng.
Dalam hal ini menyimak memiliki tujuan rekreatif. Hampir sama dengan tujuan ini
adalah menyimak untuk mengapresiasi. Misalnya seorang menyimak pembacaan puisi
atau nyanyian untuk mendapatkan kenikmatan melalui bait-bait puisi yang
dibacakan atau dinyanyikan. Tujuan apresiatif ini dapat bergeser menjadi
menyimak evaluatif apabila penyimak mendengarkan lagu dengan
tujuan menganalisiskemenarikan atau kekhasannya.
E. Unsur-unsur Menyimak
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan
yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada berhagai unsur dasar yang
mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang
menyebabkan tirnbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain. Unsur-unsur dasar
menyimak ialah pembicara, penyimak, bahan simakan, dan bahasa lisan yang
digunakan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing unsur.
1. Pembicara sebagai sumber pesan
Yang dimaksudkan dengan pembicara
ialah orang yang menyampaikan pesan yang berupa infomasi
yang dibutuh.kan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara
ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima
pesan (penyimak). Dalam aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan
kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan kegiatan
menyimak. Catatan tersebut merupakan pokok-pokok pesan yang disampaikan
pembicara kepada penyimak. Fungsi catatan tersebut ialah scbagai berikut:
a) Meninjau Kembali Bahan Simakan
(Reviu)
Kegiatan meninjau kembali bahan
simakan merupakan salah satu ciri penyimak kritis. Pada kegiatan ini, penyimak
mencermati kembali bahan simakan yang telah diterima melalui catatan seperti:
topik, tema, dan gagasan lain yang menunjang pesan yang disampaikan pembicara.
Di samping itu penyimak dapat memprediksi berdasarkan pesan-pesan yang telah
disampaikan pembicara.
b) Menganalisis Bahan Simakan
Pada dasarnya menyimak ialah
menerima pesan, namun dalam kenyataannya seorang penyimak tidak hanya menerima
pesan begitu saja, ia juga berusaha untuk menganalisis pesan yang telah
diterimanya itu. Kegiatan analisis ini dilakukan untuk membedakan ide pokok,
ide bawahan, dan ide penunjang.
c) Mengevaluasi Bahan simakan
Pada tahap akhir kegiatan menyimak ialah mengevaluasi hasil
simakan. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara:
1)
Kekuatan Bukti Untuk membenarkan pernyataan pembicara,
penyimak
harus mengevaluasi bukti-bukti yang
dikatakan pembicara. Jika bukti-bukti itu cukup kuat, apa yang dikatakan
pembicara itu benar.
2)
Validitas Alasan Jika pernyataan pembicara diikuti dengan
alasan-alasan
yang kuat, terpercaya. dan
logis, dapat dikatakan bah wa alasan itu validitasnya tinggi.
3)
Kebenaran Tujuan Penyimak hurus mampu menemukan tujuan
pembicara. Di samping itu, ia juga harus mampu membedakan penjelasan
dengan keterangan inti, sikap subjektif dengan sikap objektif. Setelah itu ia
akan mampu mencari tujuan pembicaraan (berupa pesan).
2. Penyimak sebagai penerima pesan
Penyimak
yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak
dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan
luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak
yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan
intensif. Penyimak seperti itu akan selalu rnendapatkan pesan pembicara secara
tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh pengetahuan dan
pengalamannya. Kamidjan (2001:6) menyatakan bahwa penyimak yang baik ialah
penyimak yang memiliki dua sikap, yaitu sikap objektif dan sikap kooperatif.
a)
Sikap Objektif
Yang dimaksud dengan sikap objektif
adalah pandanagan penyimak terhadap simakan. Jika bahan simakan ini baik,
ia akan menyatakan baik. Demikian pula sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak
mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar kegiatan manyimak, seperti pribadi
pembicara, ruang, suasana, sarana, dan prasarana.
b)
Sikap Kooperatif
Sikap kooperatif ialah sikap
penyimak yang siap bekerjasama dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi
tersebut. Sikap vang bermusuhan atau bertentangan dengan pemhicara akan
menimbulkan kegagalan dalam menyimak. Jika hal itu yang terjadi, maka penyimak
tidak akan mendapatkan pesan dari pembicara. Sikap yang baik ialah sikap berkoperatif
dengan pembicara.
3. Bahan simakan atau pembicaraan
sebagai unsure konsep
Bahan
simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam
menyima. Yang dimaksud dengan bahan simakan adalah pesan yang disampaikan
pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau
informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik,
maka pesdan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya
kegagalan dalam berkomunikasi. Untuk menghindari kegagalan, perlu dikaji ulang
bahan simakan dengan cara berikut:
a) Menyimak Tujuan Pembicara
Langkah pertarna penyimak dalam
melakukan kegiatan menyimak ialah mencari tujuan pembicara. Jika hal itu telah
dicapai, ia akan lebih gampang untuk mendapatkan pesan pembicara. Jika hal itu
tidak ditemukan, ia .akan mengalami kesulitan. Tujuan yang akan dicapai
penyimak ialah untuk mendapatkan fakta, mendapatkan inspirasi, menganalisis
gagasan pembicara. mengevaluasi, dan mencari hiburan.
b) Menyimak Urutan Pembicaraan
Seorang penyimak harus berusaha
mencari urutan pembicaraan. Hal itu dilakukan untuk memudahkan penyimak mencari
pesan pembicara. Walaupun pembicara berkata agak cepat. penyimak dapat
mengikuti dengan hati-hati agar mendapatkan gambaran tentang urutan penyajian
bahan. Urutan penyajian terdiri atas tiga komponen, yaitu pembukaan, isi, dan
penutup. Pada bagian pembukaan lingkup permasalahan yang akan dibahas. Bagian
isi terdiri atas uraian panjang lebar permasalahan yang dikemukakan pada bagian
pendahuluan. Pada bagian penutup berisi simpulan hasil pembahasan.
c) Menyimak Topik Utama Pembicaraan
Topik utama ialah topik yang selalu
dibicarakan. dibahas, dianalisis selama pembicaraan berlangsung. Dengan
mengetahui topik utama, penyimak memprediksi apa saja yang akan dibicarakan
dalam komunikasi tersebut. Penyimak satu profesi dengan pembicara, ia tidak
akan kesulitan untuk menerka topik utama. Sebuah topik utama memiliki
ciri-ciri: menarik perhatian penyimak, bermanfaat bagi penyimak, dan akrab dengan
penyimak.
d) Menyimak Topik Bawahan
Setelah penyimak menemukan topik
utama, langkah selanjutnya ialah mencari topik-topik bawahan. Umumnya pembicara
akan membagi topik utama itu menjadi beberapa topik bawahan. Hal itu dilakukan
agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh penyimak. Penyimak
dapat mengasosiasikan topik utama itu dengan sebuah pohon besar, topik bawahan
ialah dahan dan ranting pohon tersebut. Dengan demikian penyimak yang telah
mengetahui topik utama, dengan mudah akan mengetahui topik-topik bawahannya.
e) Menyimak Akhir Pembicaraan
Akhir pembicaraan biasanya terdiri
atas: simpulan, himbauan, dan saran-saran. Jika pembicara menyampaikan
rangkuman, maka tugas penyimak ialah mencermati rangkuman yang telah
disampaikan pembicara tersebut. Jika pembicara menyampaikan simpulan, maka
penyimak mencocokkan catatannya dengan simpulan yang disampaikan pembicara.
Dalam hal itu perlu dicermati juga tentang simpulan yang tidak sama, yaitu
simpulan yang dibuat pembicara dan penyimak. Jika pembicara hanya menyampaikan
himbauan, penyimak harus memperhatikan himbuan itu secara cermat dan teliti.
4. Bahasa lisan sebagai media
Bahasa
lisan (primer) merupakan media yang dipakai untuk menyimak. Pembicara
menyampaikan gagasan dengan bahasa lisan. Bahasa lisan merupakan tuturan yang
disampaikan pembicara dan ditangkap penyimak melalui alat pendengaran. Untuk
menyampaikan gagasan, pembicara dapat memilih kata-kata., kalirnat, lagu, gaya
yang paling tepat untuk mewadahi gagasan, agar ia dapat menyampaikan gagasan.
Unsur bahasa lisan yang dipergunakan dalam berkomunikasi ada dua macam. yaitu
aspek linguistik dan nonlinguitik. Aspek linguistik ialah kata-kata, frase,
kalimat yang diucapkan pembicara kepada penyimak. Aspek nonlinguistik sering
disebut dengan istilah kinestetik. Aspek itu merupakan alat konunikasi yang
dapat membantu aspek linguistik. Tujuannya agar gagasan tersebut dapat
dengan mudah diterima penyimak. Adapun aspek nonlinguistik tersebut dapat
berupa:
a) Anggukan kepala, artinya menyatakan
setuju,
b) Acungan ibu jari, artinya menyatakan
pujian,
c) Gelengan kepala, artinya menyatakan
tidak setuju,
d) Gerakan alis ke atas. artinya tanda
kurang setuju atau kurang benar,
e) Membungkukkan badan, artinya tanda
menghormati dan lain sebagainya
Aspek kinestetik dapat membantu untuk
memperjelas kalimat-kalimat yang diucapkan pembicara. Aspek kinestetik sangat
bermanfaat bagi penyimak. Penyimak harus mengerti dan memahami bentuk-bentuk
linguistik dan nonlinguistik dalam berkomunikasi lisan, agar mereka dapat
menyerap makna komunikasi tersebut dan dapat menangkap pesan yang disampaikan
pembicara.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Menyimak
merupakan suatu proses mengorganisir apa-apa yang didengar dan menetapkan
unit-unit verbal yang berkoresponden sehingga dapat ditangkap
makna tetentu dari apa yang didengar.
Hakikat
menyimak dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu menyimak sebagai alat,menyimak
sebagai keterampilan, menyimak sebagai proses, menyimak sebagai respon, dan menyimak
sebagai pengalaman kreatif.
Terdapat karakteristik-karakteristik tertentu dari
bahasa lisan seperti keraguan dalam berbicara, perulangan, parafrase,
menyampaikan maksud dalam unit-unit klausa, dan bukan dalam bentuk kalimat
utuh, dan juga dibantu dengan isyarat-isyarat ekstralinguistik seperti gerak
tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat-isyarat ekstralinguistik seperti gerak
tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat-isyarat situasional (Joiner dalam Mujianto
dan Gatut, 2010).
Secara
umum, tujuan menyimak adalah untuk mendapatkan informasi. Informasi yang
dimaksud dapat berupa paparan ide, gagasan, pesan komunikator. Informasi dapat juga
berupa peristiwa, fakta,data, dan pengetahuan lainnya. Informasi ini sangat
penting agar seseorang mengetahui peristiwa yang sedang menjadi perhatian
banyak orang dan kecenderungan yang sedang terjadi sehingga seseorang tidak
dikatakan ketinggalan informasi.
B. Saran
Penulis menyadari akan kekurangan dalam makalah
ini.Jadi,agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa atau pembaca,maka penulis harapkan kritik yang
membangun dari anda sekalian, untuk penulis lebih bisa baik dan sempurna lagi
dalam pembuatan makalah ini selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan,Henry Guntur.1986.Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa.Bandung:FKSS-IKIP
http://reysafara.blogspot.com/2011/06/pengertian-menyimak.html
(diunduh pada hari sabtu,14 Maret 2015)
http://reus-sandro1.blogspot.com/2011/11/konsep-dasar-menyimak_30.html(diunduh
pada hari sabtu,14 Maret 2015)
https://rinastkip.wordpress.com/2012/11/14/bahan-kuliah-makalah-keterampilan-dasar-dalam-menyimak-2/(diunduh
pada hari sabtu,14 Maret 2015)
semoga bermanfaat
ReplyDelete