Friday 5 June 2015

KONSEP DASAR MENYIMAK


KONSEP DASAR MENYIMAK
Dosen pengampu mata kuliah keterampilan menyimak :Marniati,M.Pd.


Disusun oleh kelompok 1 :

1.      BAIQ INDAH YUSDARANI
2.      BAIQ HARTIKA WATI
3.      EGA PATMAWATI
4.      EMA YULISTINA



PROGRAM STUDY BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)HAMZANWADI SELONG
SELONG
TA.2014/2015

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr . Wb.
            Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP DASAR MENYIMAK” dengan lancar.
            Dalam pembuatan makalah ini ,penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Marniati,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah keterampilan menyimak yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.     
            Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai Konsep Dasar Menyimak yang meliputi ,pengertian menyimak,hakikat menyimak,karakteristik keterampilan menyimak,tujuan menyimak dan unsur-unsur menyimak.
            Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan karena adanya keterbatasan pengetahuan dan pengalaman.Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
            Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
                                                                                                 Pancor,14 Maret 2015
                                                                                                 Penulis,







DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………….……………………………………………………..1
KATA PENGANTAR…….………………………………………………………………...2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………3
BAB I.PENDAHULUAN
            A.Latar Belakang……………………………………………………….……………4
            B.Rumusan Masalah…………………………………………………………………4
            C.Tujuan……………………………………………………………………………...4
            D.Manfaat…………………………………………………………………………….5
BAB II.PEMBAHASAN
            A.Pengertian Menyimak…………………………………………….……………….6
            B.Hakikat Menyimak………………………………………………………………..7
            C.Karakteristik Menyimak…………………………………………………………8
            D.Tujuan Menyimak………………………….........……………………………….10
            E.Unsur-unsur Menyimak....................................................................................….10
BAB III.PENUTUP
            A.Simpulan………….............................................………………………………….16
            B.Saran…………….......................………………………………………………….16
DAFTAR PUSTAKA….............................................................................................………17


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrat manusia akan selalu hidup bersama. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi dan komunikasi baik dengan alam lingkungan dengan sesamanya maupun dengan Tuhannya.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif, kreatif,  produktif dan resetif apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.
Dengan demikian menyimak sangat penting dalam proses belajar mengajar. Maka dari itu,penting bagi kita mengetahui konsep dasar menyimak yang akan dibahas , meliputi pengertian menyimak,hakikat menyimak,karakteristik keterampilan menyimak,tujuan menyimak dan unsur-unsur menyimak.

B.      Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian menyimak?
2.      Apa hakikat menyimak?
3.      Apa karakteristik menyimak?
4.      Apa tujuan menyimak?
5.      Apa unsur-unsur menyimak

C.     Tujuan
1.      Agar  mahasiswa dapat mengetahui pengertian menyimak
2.      Agar mahasiswa dapat  mengetahui hakikat menyimak
3.      Agar  mahasiswa dapat mengetahui karakteristik menyimak
4.      Agar mahasiswa dapat mengetahui tujuan menyimak
5.      Agar mahasiswa dapat mengetahui unsur-unsur menyimak

D.    Manfaat
1.      Mahasiswa dapat mengetahui pengertian menyimak
2.      Mahasiswa dapat  mengetahui hakikat menyimak
3.      Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik menyimak
4.      Mahasiswa dapat mengetahui tujuan menyimak
5.      Mahasiswa dapat mengetahui unsur-unsur menyimak




















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Menyimak
            Ada sejumlah istilah yang terkait dengan menyimak. Istilah yang sering terdengar sehari-hari adalah mendengar dan mendengarkan. Mendengar diartikan dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga, tidak tuli (Alwi, 2001). Dalam konteks komunikasi sehari-hari, mendengar juga diartikan proses kegiatan menerima bunyi-bunyian yang dilakukan tanpa sengaja atau secara kebetulan saja. Misalnya dalam kalimat “Saat sedang belajar, saya mendengar suara langkah kaki adik masuk ke dalam rumah”.Mendengarkan diartikan oleh Alwi (2001) mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh; memasang telinga baik-baik untuk mendengar. Mendengarkan adalah proses kegiatan menerima bunyi bahasa yang dilakukan dengan sengaja, tetapi belum ada unsur pemahaman .
Menyimak merupakan kata bentukan dari kata simak. Kata tersebut sebenarnya diambil dari katasami’a-yasma’u-sam’an yang berarti mendengar. Padanan kata menyimak dalam bahasa Arab adalah kataistima’ yang berarti mendengar dengan penuh perhatian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menyimak diartikan mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau yang dibaca orang (Alwi, 2001). Kata menyimak dipungut dari bahasa Arab melalui bahasa Jawa nyemak dan jugasema’an yang lazim dipakai dalam kata sema’an Al Quran. Apabila diurutkan dari tingkatan aktivitas berfikirnya, urutan istilah tersebut adalah mendengar, mendengarkan, dan menyimak.
Berdasarkan pengertian istilah-istilah tersebut berarti tidak semua kegiatan mendengar berarti menyimak. Peristiwa mendengar biasanya terjadi secara kebetulan, tiba-tiba, dan tidak diduga sebelumnya, sedang peristiwa mendengarkan lebih tinggi tarafnya dari pada mendengar. Apabila dalam mendengar belum ada faktor kesengajaan maka dalam peristiwa mendengarkan sudah ada faktor kesengajaan, sedangkan faktor pemahaman, berfikir memahami isi simakan tidak setinggi dalam menyimak karena tujuan dalam menyimak telah ditetapkan secara jelas. 



Apabila menyimak dibandingkan dengan mendengar dan mendengarkan, menyimak  mempunyai taraf yang tertinggi. Dalam menyimak sudah ada faktor kesengajaan dan lebih tinggi lagi karena dalam menyimak terdapat faktor pemahaman, berfikir memahami isi simakan. Faktor berfikir dan memahami makna, pesan, dan gagasan merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Bahkan lebih dari itu, faktor perhatian dan penilaian selalu terdapat dalam perstiwa menyimak. Oleh karena itu, menyimak dikatakan sebagai proses yang rumit dan kompleks.
            Menyimak merupakan salah satu metode yang digunakan manusia untuk memahami sekitarnya. Melalui proses menginterpretasikan apa yang didengar dari suara di sekitarnya, manusia dapat memahami orang lain dan lingkungan. Menyimak merupakan suatu proses mengorganisir apa-apa yang didengar dan menetapkan unit-unit verbal yang berkoresponden sehingga dapat ditangkap makna tetentu dari apa yang didengar.
           
B.     Hakikat Menyimak
            Hakikat menyimak dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu menyimak sebagai alat,menyimak sebagai keterampilan, menyimak sebagai proses, menyimak sebagai respon, dan menyimak sebagai pengalaman kreatif.
1.        Menyimak sebagai Alat
Meyimak sebagai alat berhubungan erat dengan tujuan mengapa seseorang itu menyimak suatu tuturan. Tujuan menyimak adalah mendapatkan ide, fakta, inspirasi, dan alat untuk menghibur diri. Ini berarti, menyimak merupakan alat untuk menerima informasi dalam berkomunikasi.
2.        Menyimak sebagai Keterampilan
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang sangat esesnsial. Keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai bahasa. Menyimak menjadi dasar berbicara karena berbicara diawali dengan menirukan bunyi-bunyi yang disimaknya. Bahasa yang digunakan dalam seseorang berbicara pada umumnya bahasa yang disimaknya. Keterampilan menyimak juga mejadi faktor penting bagi kesuksesan seseorang dalam belajar membaca yang juga menjadi dasar untuk keberhasilan menulis.

3.        Menyimak sebagai Proses
Menyimak adalah suatu proses besar yang meliputi :
a)      mendengarkan lambang lisan,
b)      Memahami,
c)      Menginterpretasi.
Dalam menyimak terdapat proses mental dalam berbagai tingkatan yang meliputi:
a)      Mengidentifikasi bunyi,
b)      Proses pemahaman dan penafsiran,
c)      Proses penggunaan hasil pemahaman dan penafsiran, serta
d)     Proses penyimpanan hasil pemahaman dan penafsiran bunyi.
4.        Menyimak sebagai Respon
Menyimak dikatakan sebagai respon karena respon merupakan faktor penting dalam suatu kegiatan komunikasi. Frekuensi terbesar tujuan pembicara adalah untuk memperoleh respon dari penyimak. Seorang penyimak akan memberikan respon efektif apabila dia memiliki sensori yang memadai, ketertarikan, kemampuan menafsirkan pesan, hasrat, dan kemampuan menghubung-hubungkan. Wujud respon itu bermacam-macam, dapat berbentuk anggukan atau gelengan kepala, kerutan dahi, sikap tidak setuju, atau bahkan berbentuk tindakan atau perubahan tingkah laku.
5.        Menyimak sebagai Pengalaman Kreatif
Menyimak bukan sekedar pemerolehan pengalaman secara pasif dan bukan keterampilan reseptif belaka. Menyimak merupakan keterampilan kreatif. Dalam menyimak, mula-mula seseorang menangkap bunyi-bunyi yang tertangkap oleh alat pendengarnya, menangkap kata-kata mentah, menyusunnya, menyusun bunyi yang bergelombang dan kata-kata mentah tersebut. Menyimak kreatif ini bersangkutan secara total terhadap pengalaman seseorang yang diwarnai kesenangan, kesukaran, dan kepuasan.

C.     Karakteristik Keterampilan Menyimak
            Menyimak merupakan keterampilan berbahasa reseptif lisan. Berbeda dengan membaca yang bersifat reseptif tulis, media lisan bersifat fana, begitu terdengar langsung musnah. Sebaliknya materi membaca dapat dilihat, diamati, dan dibaca berulang kali.
            Dalam menyimak, unit organisasi bahasa yang dapat ditangkap oleh seorang penyimak dalam satu unit waktu terbatas pada klausa (Machfudz, 2000). Hal ini disebabkan materi bahasa lisan bersifat fana, begitu terdengar langsung musnah. Ini berbeda dengan kegiatan membaca yang materinya berupa bahasa tulis. Unit organisasi bahasa yang bisa ditangkap oleh seorang pembaca dalam satu satuan waktu terhadap konsep adalah kalimat. Oleh karena itu, dalam menyimak sangat diperlukan kemampuan menyimak pesan secara tepat pada waktu yang tepat. Dengan memahami karakteristik menyimak yang demikian, materi simakan hendaknya bukan wacana yang panjang.
            Pemahaman terhadap teks lisan dapat dipermudah dengan adanya karakteristik-karakteristik tertentu dari bahasa lisan seperti keraguan dalam berbicara, perulangan, parafrase, menyampaikan maksud dalam unit-unit klausa, dan bukan dalam bentuk kalimat utuh, dan juga dibantu dengan isyarat-isyarat ekstralinguistik seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat-isyarat ekstralinguistik seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat-isyarat situasional (Joiner dalam Mujianto dan Gatut, 2010). Pendengar juga dapat meminta penjelasan, meminta mitra bicaranya untuk menjelaskan atau mengulang informasi untuk memfasilitasi pemahamannya terhadap bahasa lisan yang dilisankan mitra tuturnya apabila memungkinkan.
            Coakley dan Wolvin (dalam Mujianto dan Gatut, 2010) menunjukkan dalam menyimak bahasa pertama, sebanyak 93% dari total makna yang ada dalam sebuah pesan didapatkan dari isyarat-isyarat visual, seperti ekspresi wajah, postur, gerak tubuh dan penampilan dari penutur. Untuk model bahasa lisan bebas tetapi terencana didapati bahwa pemahaman terhadap bahasa lisan yang diproduksi secara bebas dan terencana ini memiliki banyak kesamaan ciri dengan pemahaman terhadap bahasa bebas spontan, tetapi ada penekanan yang lebih besar untuk menyampaikan topik tertentu, seperti misalnya kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan kondisi sosial. Percakapan secara bebas terencana ini dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan berbagai macam fungsi bahasa (meminta informasi, mengungkapkan pendapat pribadi, menyatakan sesuatu, mengevaluasi sesuatu).
            Dari segi proses, urutan menyimak dimulai dengan menyerap rentetan bunyi bahasa melalui telinga. Melalui saraf sentrifugal, rentetan bunyi bahasa tersebut diteruskan menuju otakmenuju otak pada bagian yang disebut ”perangkat ingatan jangka pendek” untuk diproses dan dianalisis. Alat itu adalah pengetahuan bahasa dan perangkat budayanya. Apabila pemrosesan atas rentetan bunyi bahasa (unsur-unsur bahasa: gejala fonetik, kosakata, struktur) itu berhasil, berarti penyimak mengerti atau paham akan makna pesan atau isi informasi yang terkandung dalam rentetan bunyi bahasa tersebut. Selanjutnya, isi informasi atau pesan tadi disimpan dalam bagian otak yang lain yang disebut ”perangkat ingatan jangka panjang”. Oleh karena itu, yang disimpan bukan lagi rentetan bunyi bahasa atau lambang bahasa mentah, melainkan lambang bahasa yang telah terproses menjadi konsep (Soedjiatno, 1989:73—79).

D.    Tujuan Menyimak
            Secara umum, tujuan menyimak adalah untuk mendapatkan informasi. Informasi yang dimaksud dapat berupa paparan ide, gagasan, pesan komunikator. Informasi dapat juga berupa peristiwa, fakta,data, dan pengetahuan lainnya. Informasi ini sangat penting agar seseorang mengetahui peristiwa yang sedang menjadi perhatian banyak orang dan kecenderungan yang sedang terjadi sehingga seseorang tidak dikatakan ketinggalan informasi. Informasi tersebut juga sangat penting sebagai bahan untuk menganalisis suatu persoalan maupun untuk mendapatkan ide. Seringkali melalui kegiatan menyimak, seseorang memiliki ide untuk ditulis.
Tujuan menyimak untuk mendapatkan informasi tersebut sangat kental pada kegiatan menyimak berita, menyimak ceramah, menyimak khutbah, menyimak dialog, menyimak wawancara, dan menyimak pidato.  Selain untuk mendapatkan informasi, menyimak juga memiliki tujuan-tujuan yang khas sesuai karakteristik wacana lisan yang disimak dan orientasi penyimaknya.
Tujuan menyimak sekunder tersebut misalnya untuk mendapatkan hiburan. Menyimak untuk mendapatkan hiburan terjadi pada kegiatan menyimak lawak, drama, atau dongeng. Dalam hal ini menyimak memiliki tujuan rekreatif. Hampir sama dengan tujuan ini adalah menyimak untuk mengapresiasi. Misalnya seorang menyimak pembacaan puisi atau nyanyian untuk mendapatkan kenikmatan melalui bait-bait puisi yang dibacakan atau dinyanyikan. Tujuan apresiatif ini dapat bergeser menjadi menyimak evaluatif apabila penyimak mendengarkan lagu dengan tujuan menganalisiskemenarikan atau kekhasannya.

E.     Unsur-unsur Menyimak
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada berhagai unsur dasar yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan tirnbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain. Unsur-unsur dasar menyimak ialah pembicara, penyimak, bahan simakan, dan bahasa lisan yang digunakan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing unsur.
1.      Pembicara sebagai sumber pesan
Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan yang berupa infomasi yang dibutuh.kan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima pesan (penyimak). Dalam aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan kegiatan menyimak. Catatan tersebut merupakan pokok-pokok pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Fungsi catatan tersebut ialah scbagai berikut:
a)      Meninjau Kembali Bahan Simakan (Reviu)
Kegiatan meninjau kembali bahan simakan merupakan salah satu ciri penyimak kritis. Pada kegiatan ini, penyimak mencermati kembali bahan simakan yang telah diterima melalui catatan seperti: topik, tema, dan gagasan lain yang menunjang pesan yang disampaikan pembicara. Di samping itu penyimak dapat memprediksi berdasarkan pesan-pesan yang telah disampaikan pembicara.
b)      Menganalisis Bahan Simakan
Pada dasarnya menyimak ialah menerima pesan, namun dalam kenyataannya seorang penyimak tidak hanya menerima pesan begitu saja, ia juga berusaha untuk menganalisis pesan yang telah diterimanya itu. Kegiatan analisis ini dilakukan untuk membedakan ide pokok, ide bawahan, dan ide penunjang.
c)      Mengevaluasi Bahan simakan
Pada tahap akhir kegiatan menyimak ialah mengevaluasi hasil simakan. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara:
1)            Kekuatan Bukti Untuk membenarkan pernyataan pembicara, penyimak
harus mengevaluasi bukti-bukti yang  dikatakan pembicara. Jika bukti-bukti itu cukup kuat, apa yang dikatakan pembicara itu benar.
2)            Validitas Alasan Jika pernyataan pembicara diikuti dengan alasan-alasan
yang kuat,  terpercaya. dan logis, dapat dikatakan bah wa alasan itu validitasnya tinggi.
3)            Kebenaran Tujuan Penyimak hurus mampu menemukan tujuan pembicara. Di samping itu, ia juga harus  mampu membedakan penjelasan dengan keterangan inti, sikap subjektif dengan sikap objektif. Setelah itu ia akan mampu mencari tujuan pembicaraan (berupa pesan).
2.      Penyimak sebagai penerima pesan
Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu rnendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh pengetahuan dan pengalamannya. Kamidjan (2001:6) menyatakan bahwa penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki dua sikap, yaitu sikap objektif dan sikap kooperatif.
a)      Sikap Objektif
Yang dimaksud dengan sikap objektif adalah pandanagan penyimak terhadap simakan.  Jika bahan simakan ini baik, ia akan menyatakan baik. Demikian pula sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar kegiatan manyimak, seperti pribadi pembicara, ruang, suasana, sarana, dan prasarana.
b)      Sikap Kooperatif
Sikap kooperatif ialah sikap penyimak yang siap bekerjasama dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi tersebut. Sikap vang bermusuhan atau bertentangan dengan pemhicara akan menimbulkan kegagalan dalam menyimak. Jika hal itu yang terjadi, maka penyimak tidak akan mendapatkan pesan dari pembicara. Sikap yang baik ialah sikap berkoperatif dengan pembicara.
3.      Bahan simakan atau pembicaraan sebagai unsure konsep
Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam menyima. Yang dimaksud dengan bahan simakan adalah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik, maka pesdan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam berkomunikasi. Untuk menghindari kegagalan, perlu dikaji ulang bahan simakan dengan cara berikut:
a)      Menyimak Tujuan Pembicara
Langkah pertarna penyimak dalam melakukan kegiatan menyimak ialah mencari tujuan pembicara. Jika hal itu telah dicapai, ia akan lebih gampang untuk mendapatkan pesan pembicara. Jika hal itu tidak ditemukan, ia .akan mengalami kesulitan. Tujuan yang akan dicapai penyimak ialah untuk mendapatkan fakta, mendapatkan inspirasi, menganalisis gagasan pembicara. mengevaluasi, dan mencari hiburan.
b)      Menyimak Urutan Pembicaraan
Seorang penyimak harus berusaha mencari urutan pembicaraan. Hal itu dilakukan untuk memudahkan penyimak mencari pesan pembicara. Walaupun pembicara berkata agak cepat. penyimak dapat mengikuti dengan hati-hati agar mendapatkan gambaran tentang urutan penyajian bahan. Urutan penyajian terdiri atas tiga komponen, yaitu pembukaan, isi, dan penutup. Pada bagian pembukaan lingkup permasalahan yang akan dibahas. Bagian isi terdiri atas uraian panjang lebar permasalahan yang dikemukakan pada bagian pendahuluan. Pada bagian penutup berisi simpulan hasil pembahasan.
c)      Menyimak Topik Utama Pembicaraan
Topik utama ialah topik yang selalu dibicarakan. dibahas, dianalisis selama pembicaraan berlangsung. Dengan mengetahui topik utama, penyimak memprediksi apa saja yang akan dibicarakan dalam komunikasi tersebut. Penyimak satu profesi dengan pembicara, ia tidak akan kesulitan untuk menerka topik utama. Sebuah topik utama memiliki ciri-ciri: menarik perhatian penyimak, bermanfaat bagi penyimak, dan akrab dengan penyimak.
d)     Menyimak Topik Bawahan
Setelah penyimak menemukan topik utama, langkah selanjutnya ialah mencari topik-topik bawahan. Umumnya pembicara akan membagi topik utama itu menjadi beberapa topik bawahan. Hal itu dilakukan agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh penyimak. Penyimak dapat mengasosiasikan topik utama itu dengan sebuah pohon besar, topik bawahan ialah dahan dan ranting pohon tersebut. Dengan demikian penyimak yang telah mengetahui topik utama, dengan mudah akan mengetahui topik-topik bawahannya.
e)      Menyimak Akhir Pembicaraan
Akhir pembicaraan biasanya terdiri atas: simpulan, himbauan, dan saran-saran. Jika pembicara menyampaikan rangkuman, maka tugas penyimak ialah mencermati rangkuman yang telah disampaikan pembicara tersebut. Jika pembicara menyampaikan simpulan, maka penyimak mencocokkan catatannya dengan simpulan yang disampaikan pembicara. Dalam hal itu perlu dicermati juga tentang simpulan yang tidak sama, yaitu simpulan yang dibuat pembicara dan penyimak. Jika pembicara hanya menyampaikan himbauan, penyimak harus memperhatikan himbuan itu secara cermat dan teliti.
4.      Bahasa lisan sebagai media
Bahasa lisan (primer) merupakan media yang dipakai untuk menyimak. Pembicara menyampaikan gagasan dengan bahasa lisan. Bahasa lisan merupakan tuturan yang disampaikan pembicara dan ditangkap penyimak melalui alat pendengaran. Untuk menyampaikan gagasan, pembicara dapat memilih kata-kata., kalirnat, lagu, gaya yang paling tepat untuk mewadahi gagasan, agar ia dapat menyampaikan gagasan. Unsur bahasa lisan yang dipergunakan dalam berkomunikasi ada dua macam. yaitu aspek linguistik dan nonlinguitik. Aspek linguistik ialah kata-kata, frase, kalimat yang diucapkan pembicara kepada penyimak. Aspek nonlinguistik sering disebut dengan istilah kinestetik. Aspek itu merupakan alat konunikasi yang dapat membantu aspek  linguistik. Tujuannya agar gagasan tersebut dapat dengan mudah diterima penyimak. Adapun aspek nonlinguistik tersebut dapat berupa:
a)      Anggukan kepala, artinya menyatakan setuju,
b)      Acungan ibu jari, artinya menyatakan pujian,
c)      Gelengan kepala, artinya menyatakan tidak setuju,
d)     Gerakan alis ke atas. artinya tanda kurang setuju atau kurang benar,
e)      Membungkukkan badan, artinya tanda menghormati dan lain sebagainya
                   Aspek kinestetik dapat membantu untuk memperjelas kalimat-kalimat yang diucapkan pembicara. Aspek kinestetik sangat bermanfaat bagi penyimak. Penyimak harus mengerti dan memahami bentuk-bentuk linguistik dan nonlinguistik dalam berkomunikasi lisan, agar mereka dapat menyerap makna komunikasi tersebut dan dapat menangkap pesan yang disampaikan pembicara.  


















BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Menyimak merupakan suatu proses mengorganisir apa-apa yang didengar dan menetapkan unit-unit verbal yang berkoresponden sehingga dapat ditangkap makna tetentu dari apa yang didengar.
Hakikat menyimak dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu menyimak sebagai alat,menyimak sebagai keterampilan, menyimak sebagai proses, menyimak sebagai respon, dan menyimak sebagai pengalaman kreatif.
Terdapat karakteristik-karakteristik tertentu dari bahasa lisan seperti keraguan dalam berbicara, perulangan, parafrase, menyampaikan maksud dalam unit-unit klausa, dan bukan dalam bentuk kalimat utuh, dan juga dibantu dengan isyarat-isyarat ekstralinguistik seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat-isyarat ekstralinguistik seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat-isyarat situasional (Joiner dalam Mujianto dan Gatut, 2010).
Secara umum, tujuan menyimak adalah untuk mendapatkan informasi. Informasi yang dimaksud dapat berupa paparan ide, gagasan, pesan komunikator. Informasi dapat juga berupa peristiwa, fakta,data, dan pengetahuan lainnya. Informasi ini sangat penting agar seseorang mengetahui peristiwa yang sedang menjadi perhatian banyak orang dan kecenderungan yang sedang terjadi sehingga seseorang tidak dikatakan ketinggalan informasi.

B.     Saran
Penulis menyadari akan kekurangan dalam makalah ini.Jadi,agar makalah ini dapat  bermanfaat bagi mahasiswa atau pembaca,maka penulis harapkan kritik yang membangun dari anda sekalian, untuk penulis lebih bisa baik dan sempurna lagi dalam pembuatan makalah ini selanjutnya







DAFTAR PUSTAKA

Tarigan,Henry Guntur.1986.Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung:FKSS-IKIP
http://reus-sandro1.blogspot.com/2011/11/konsep-dasar-menyimak_30.html(diunduh pada hari sabtu,14 Maret 2015)

https://rinastkip.wordpress.com/2012/11/14/bahan-kuliah-makalah-keterampilan-dasar-dalam-menyimak-2/(diunduh pada hari sabtu,14 Maret 2015)

No comments:

Post a Comment